http://matakedip1315.wordpress.com/2013/06/04/al-quran-dan-al-hadits-sebagai-dasar-fundamental-pendidikan-islam/
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam suatu aktivitas yang berkesinambungan sebagai tranformasi ilmu
pengetahuan, sebagai pewarisan (tranmisi) budaya, dan sebagai agent
perubahan sosial, pendidikan memerlukan suatu landasan islam. Suatu
totalitas pendidikan harus bersandar pada landasan dasar.
Pendidikan islam baik sebagai konsep maupun sebagai aktivitas yang
bergerak dalam rangka pembinaan kepribadian yang utuh, paripurna/syumul,
memerlukan suatu dasar yang kokoh, kajian pendidikan islam tidak boleh
lepas dari dasar-dasar.
Dasar adalah suatu landasan untuk berdirinya suatu, fungsi dasar
ialah memberikan arah pada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus
sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu, setiap negara mempunyai dasar
pendidikan sendiri. Pencerminan filsafat suatu bangsa disusun dan oleh
karna itu maka setiap sistim pendidikan suatu bangsa itu berbeda karena
mereka mempunyai falsafah hidup yang berbeda, oleh karena menyangkut
permasalahan falsafah maka dalam pola dasar pendidikan islam itu
mengandung pandangan islam. Islam memandang bahwa setiap fenomena alam
adalah adalah hasil ciptaan Allah dan tunduk pada hukum-hukum
Mekanismenya sebagai Sunatulloh, oleh karena itu manusia harus dididik
agar mampu menghayati dan mengamalkan nilai-nilai dalam hukum Allah.
Islam memandang manusia sebagai mahluk yang paling mulia karna
memiliki harkat dan martabat yang terbentuk dari kemampuan kejiwaan.
Akal budinya menjadi tanaga penggerak yang membedakan dari mahluk
lainya.
Manusia menurut pandangan islam diletakan pada posisi Kholifah dimuka
bumi ini sebagai kholifah manusia diberi kelengkapan hidup rohaniah dan
jasmaniyah yang memungkinkan dirinya melaksanakan tugas
kekholifahannya.
Dalam rangka membina filsafah pendidikan yang didasari nilai islam
diperlukan berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman seluas pandangan
islam baik sebagai agama maupun pandangan islam. Bukanlah falsafah islam
yang murni bilamana ia mengandung pandangan (konsepsi) memikirkan yang
terlepas dari sumber pandangan islam secara menyeluruh dan mendasar,
suatu falsafah islam yang hanya melancarkan masalah yang menyangkut
bagaimana pendidikan agama islam berlangsung dan dilangsungkan di dalam
negara yang berdasarkan islam atau dimana islam diajarkan atau dididik
didalam lembaga-lembaga pendidikan.
Falsafah berusaha mengkaji pangkal segala hal sampai keujungnya juga
mengkaji hubungan dan kaitan manusia dengan manusia, lalu antara manusia
dengan alam jagad, antara manusia dan pencipta jagad. Maka falsafah
Allah meliputi ujung secara keseleruhan.
Sebagai sumber pedoman bagi umat islam, al-qur’an mengandung dan
membawakan nilai-nilai yang membudayakan manusia, hampir 2/3 ayat-ayat
Al-qur’an mengandung motivasi kependidikan bagi umat manusia.
A. Rumusan Masalah
Al-Qur’an sebagai sumber pemikiran islam sangat banyak memberikan
inspirasi edukatif yang perlu dikembangkan secara filosofis maupun
ilmiah, pengembangan demikian diperlukan sebagai kerangka dasar dalam
membangun sistem pendidikan islam, yang salah satunya dengan cara
mengintrodusir konsep-konsep al-qur’an tentang kependidikan. Lebih
lanjut al-qur’an memiliki pandangan yang spesifik tentang pendidikan.
Beberapa idiom banyak menjumpai dalam al-qur’an seperti kata rabb yang
menjadi akar dari kata tarbiyah, tarbiyah merupakan konsep pendidikan
yang banyak digunakan hingga sekarang.
Psikologi islam merupakan sebuah aliran baru dalam dunia psikologi
yang mendasarkan seluruh bangunan teori-teori dan konsep-konsepnya
kepada islam, islam sebagai ajaran, islam sebagai pemahaman dan
pemikiran serta islam sebagai praktek atau pengalaman, pendidikan secara
umum dapat memuat rincian. Karena itu psikologi pendidikan kita kedepan
post conflict.
B. Tujuan Pembahasan
Dalam pendidikan islam memiliki tujuan yang sangat erat dengan
psikologi, pendidikan merupakan suatu proses panjang untuk mengaktualkan
seluruh potensi diri manusia sehingga potensi kemanusiaanya menjadi
aktual.
Selayaknya dalam pendidikan islam memiliki landasan psikologi yang
berwawasan kepasa islam dengan berpandu kepada al-qur’an dan hadits
sebagai sumbernya, sehingga akhir dari tujuan pendidikan islam dapat
terwujud dan menciptakan insan kamil, bahagia di dunia dan di akhirat.
Psikologi dalam islam ada yang menyebutkan dengan istilah psikologi
islam, psikologi al-qur’an, psikologi qur’ani, psikologi sufi dan
nafsiologi.
Setiap usaha kegiatan dan tindakan yang di sengaja untuk mencapai
suatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan
kuat. Oleh karena itu pendidikan islam sebagai suatu usaha membentuk
manusia, harus mempunyai landasan kemana semua kegiatan dan semua
perumusan tujuan pendidikan islam itu dihubungkan.
Landasan itu terdiri dari al-qur’an dan as-sunnah Nabi Muhammad SAW yang dapat dikembangkan dengan ijtihad dan sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan islam sangat memperhatikan penataan individual dan sosial
yang membawa penganutnya pada pemelukan dan pengaplikasian islam secara
komprehensif, agar penganutnya mampu memikul amanat yang dikehendaki
Allah, pendidikan islam harus kita maknai secara rinci karena itu
keberasaan fererensi/sumber pendidikan islam merupakan sumber utama
islam itu sendiri yaitu al-qur’an dan al-hadits/as-sunnah.
1. Al-Qur’an
Suatu umat yang dianugrahkan Tuhan suatu kitab suci al-qur’an yang
lengkap dengan segala petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan
bersifat universal, dasar-dasar pendidikan mereka adalah bersumber
kepada filsafat hidup yang berdasarkan kepada al-qur’an.
Al-qur’an diakui oleh orang-orang islam sebagai firman Allah dan
karenanya ia merupakan dasar bagi hukum mereka, al-qur’an merupakan
himpunan wahyu Tuhan yang samapi kepada Nabi Muhammad SAW dengan
perantara malaikat jibril, al-qur’an tidak diwahyukan secara keseluruhan
tetapi turun secara sebagian-sebagaian sesuai dengan timbulnya
kebutuhan dalam masa kira-kira 23 tahun. Diturunkannya al-qur’an secara
berangsur-angsur bertujuan untuk memecahkan setiap problema yang timbul
dalam masyarakat. Dan juga menunjukkan suatu kenyataan bahwa pewahyuan
total pada suatu waktu adalah mustahil, karena al-qur’an turunnya
petunjuk bagi kaum muslimin dari waktu kewaktu yang selaras dan sejalan
dengan kebutuhan yang terjadi. Al-qur’an sepenuhnya berorentasi tuk
kepentingan manusia, dialah mata air yang kepadanya berpokok segala mata
air yang diminum tuk menetapkan hukum al-qur’an dan menerangkan segala
keperluan manusia, al-qur’an sebagai tempat pengambilannya menjadi
sandaran segala dasar cabang yang menjelaskan tentang pranata susila
yang benar bail kehidupan manusia. Al-qur’an berisi aturan yang sangat
lengkap dan tidak pula punya celah, mempunyai nilai universal dan tidak
terikat oleh ruang dan waktu.
Al-qur’an merupakan kitab pendidikan dan pengajaran secara umum, juga
merupakan kitab pendidikan secara khusus pendidikan sosial, moral dan
spiritual. Tidak diragukan bahwa keberadaan al-qur’an telah mempengaruhi
sistem pendekatan rosul dan para sahabat, lebih-lebih ketika Aisyah ra
menegaskan bahwa akhlak beliau adalah al-qur’an (Surat Al-Furqon : ٢٣ )
وقال الذين كفروالولا نزل عليه القرأن جملةواحدة كذالك لنثب به فوادك ورتلنه ترتيلا (٢٣)
Artinya:
Berkatalah orang-orang kafir mengapa al-qur’an itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikianlah supaya kami perkuat
hatimu dengannya dan kami membacakannya secara tartil.
Dari ayat diatas kita dapat mengambil 2 isyarat yang berhubungan
dengan pendidikan yaitu pengokohan hati dan pemantapan keimanan serta
sikap tartil dalam membaca al-qur’an.
Kelebihan al-qur’an diantaranya terletak pada metode yang menajubkan
dan unik sehingga konsep pendidikan yang terkandung di dalamnya,
al-qur’an mampu menciptakan individu yang beriman dan senantiasa
mengesakan Allah, serta mengimani hari akhir. Al-qur’an yang terpenting
adalah mendidikan manusia melalui metode yang bernalar serta sarat
dengan kegiatan meneliti, membaca, mempelajari, melayani, dan observasi
ilmiah terhadap manusia sejak manusia masih dalam bentuk segumpal darah
dalam rahim ibu.
Firman Allah:
اقرأباسم ربك الذي خلق (۱) خلق الانسان من علق (٢) أقرأوربك الاكرم (٣) الذي علم باالقلم (٤) علم الا نسان مالم يعلم (٥)
العلق 1.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan Mu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia segumpal darah.
Bacalah dan tuhanmulah yang maha pemurah, yang mengajar manusia
dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.
Dalam surat Asy-Syam, dengan berulang-ulang Allah SWT mengatakan
bahwa manusia adalah makhluk yang dapat dididik, disucikan dan di
tinggikan.
Al-qur’an ialah: Firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh
jibril kepada Nabi Muhammad SAW, didalamnya terkandung ajaran pokok yang
dapat di kembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui
ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam al-qur’an itu terdiri dari 2
prinsip besar yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang
disebut Aqidah, dalam al-qur’an terdapat banyak ajaran yang berisi
prinsip-prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan, karena
termasuk ke dalam usaha/tindakan untuk membentuk manusia termasuk ke
dalam ruang lingkup mua’malah. Pendidikan sangat penting karena ia takut
menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia, oleh karena itu
pendidikan islam harus menggunakan al-qur’an sebagai sumber utama dalam
merumuskan berbagai teori tentang pendidikan islam, dengan kata lain
pendidikan islam harus berlandaskan ayat-ayat al-qur’an yang
penafsiran-Nya dapat dilakukan berdasarkan ijtihad di sesuaikan dengan
perubahan dan pembaharuan.
Al-qur’an dianggap sebagai sumber syari’at islam, terutama dan
terpenting dan sumber-sumber yang mungkin untuk menjadi dasar falsafah
pendidikan sesungguhnya mereka (kaum muslimin) tidak membaca al-qur’an
kecuali pada tingkat pengajaran rendah itupun tanpa memahami maknanya
dan menguasai dengan sempurna segala kandungannya, padahal sebenarnya
al-qur’an itu perbendaharaan maha besar meliputi
perbendaharaan-perbendaharaan kebudayaan manusia. Terutama segi
sepiritualnya, al-qur’an merupakan kitab pendidikan dan pengajaran
secara umum, dan juga kitab pendidikan sosial.
Ibnu Rushd begitu menghargai falsafah dan akal, karena tanpa akal
ayat-ayat al-qur’an dan maksud penciptaan manusia secara umum tidak
banyak mempunyai arti, akal dan al-qur’an tidak bisa di pertentangkan.
Jika kita menjumpai ayat-ayat al-qur’an yang seolah-olah bertentangan
dengan akal, menurut Ibnu Rushd ayat itu haruslah ditakwilkan seperti
dia katakana secara tegas.
قان لان موافقافلا قول هنالك وان الان مخالفاتولباتئويله (المفل : ٧٩)
Artinya :
Jika disana tak ada pertentangan antara wahyu dan akal. Maka tak
ada perlu dikatakan, tapi jika ada perhitungan, maka wahyu haruslah
ditafsirkan (fash, Almaqal : 97)
Takwil /tafsir adalah solusi yang terbaik untuk memahami wahyu, jika
kita menghadapi ayat-ayat al-qur’an yang tampak bertentangan dengan
semangat kemanusiaan atau sebaliknya menyalahkan kemanusiaan tersebut,
tapi tugas kita adalah menafsirkannya dan menta’wilnya agar sesuai
dengan nilai-nilai dasar agama dan kemanusiaan.
Dasar yang keuda selain Al-qur’an adalah sunnah Rosulullah, amalan
yang dikerjakan oleh Rosulullah SAW proses perubahan hidup sehari-hari
menjadi sumber utama pendidikan islam karena Allah SWT menjadikan
Muhammad sebagai teladan bagi umatnya.
Nabi mengajarkan dan mempraktekkan sikap dan amal baik kepada istri
dan sahabtnya, dan seterusnya mereka mempraktekan pula seperti yang
dipraktekan Nabi dan mengajarkan pula kepada orang lain, perkataan atau
perbuatan dalam ketetapan Nabi.
Assunnah ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan Rosul SWT yang
dimaksud dengan pengakuan itu ialah kejadian/perbuatan orang lain yang
diketahui Rosulullah dan beliau membiarkan saja kejadian/perbuatan itu
berjalan, sunnah yang berisi Aqidah dan syari’ah, sunnah berisi petunjuk
(pedoman) untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk
membina umat menjadi manusia seutuhnya/muslim yang bertaqwa, untuk itu
Rosul Allah menjadi guru dan pendidik utama, beliau sendiri mendidik
semua itu adalah pendidikan dalam rangka membentuk manusia muslim dan
msyarakat islam.
Oleh karena itu sunnah merupakan landasan ke dua bagi cara Pembina
pribadi manusia muslim, sunnah selalu membuka kemungkinan penafsiran
berkembang, itulah sebabnya mengapa ijtihad perlu di tingkatkan dalam
memahaminya termsuk sunnah yang berkaitan dengan pendidikan.
Assunnah sebagai dasar islam tidak terlepas dari fungsi as-sunnah itu
sendiri terhadap al-qur’an, fungsi as-sunnah terhadap al-qur’an adalah
sangat penting, ada beberapa pembenaran yang mendesak untuk segera di
tampilkan, yaitu as-sunnah menerangkan ayat-ayat al-qur’an yang bersifat
umum, maka dengan sendirinya yang menerangkan itu terkemudian dari yang
diterangkan, assunnah mengkhidmati al-qur’an, memang assunnah
menjelaskan mujmal al-qur’an menerangkan muskilnya memanjangkan
keringkasannya.
Prinsip menjadikan al-qur’an dan hadits sebagas dasar pendidikan
islam bukan hanya di pandang sebagai kebenaran keyakinan semata, lebih
jauh kebenaran itu juga sejalan dengan kebenaran yang dapat diterima
oleh akal yang sehat dan bukti syarah. Dengan demikian barangkali wajar
jika kebenran itu kita kembalikan kepada pembuktian kebenaran pernyataan
Allah SWT dalam al-qur’an, kebenaran yang dikandungnya adalah kebenaran
yang hakiki, bukan kebenaran spekulatif dan relativ, hal ini sesuai
dengan jaminan Allah.
Hadits Rosulullah SAW mengutus sahabat Mu’adz ra. untuk menjadi
pemimimpin agama di negeri yaman, beliau di tanya oleh Rosululluh SAW.
قال : لم تحكم ؟ قال : بكتاب الله. قال : فان لم تجد ؟ قال : بسنة رسول الله
قال : فان لم تجد ؟ قال اجتهدرأي
Artinya:
Tanya Nabi dengan apa engkau menghukum jawab Muadz dengan kitab
Alloh, Nabi berkata jikalau engkau tidak dapati jawab Mu’dz saya
berijtihad dengan pikiran saya.
Khalifah Umar bin Khattab ra. pernah mengirim surat kepada Syuraih, ketika ia menjabat qodhi.
إذا أتك امرفا قض ليما ني كتاب الله. فان اتك ماليس فى كتاب الله فاقض بما فيه سنّ فيه رسول الله ص.م
Artinya :
Apabila datang kepada engkau suatu urusan, maka hukumkanlah dengan
apa yang ada didalam kitab Allah, jika datang kepada engkau barang apa
yang tidak didalam kitab Allah, maka hukumkanlah dengan apa yang pernah
di hukumkan oleh Rosulullah.
Oleh sebab itu maka andaikata ada sebagai ummat yang mengaku sebagai
umat islam berkata/berpendapat, bahwa tentang urusan agama cukup
mengikuti al-qur’an saya, tidak asah dengan assunnah, maka mereka itu
adalah sesat dari jalan yang benar dan sudah tidak mengikuti pimpinan
al-qur’an, karena al-qur’an telah memerintahkan dengan jelas dalam
beberapa ayatnya bahwa umat islam harus mentaati (mengikuti pimpinan)
Rasul, demikian maka sahabat Abdullah bin Umar ra pernah berkata.
من خالف السنه فقد كفر
Artinya :
Barang siapa menyalahi akan sunnnah, maka kufurlah ia.
Jelaslah bahwa kewajiban umat islam terhadap sunnah Rosul ialah menerima dan mencontohnya.
Kata Imam Asy-Syathibi, Derajat/tingkatan sunnah itu ada di bawah/dibelakang al-qur’an.
Al-qur’an di yakini kebenaran dengan tegas, sedang as-sunnah masih di
sangka kebenarannya, jelasnya al-qur’an itu dari segi ketetapan dan
kenyataannya dari sangka, kecuali yang bertingkatan mutawatir oleh sebab
itu yang maqthu (diyakini dengan tegas) harus didahulukan dari pada
yang madrun (disangka) dengan demikian, maka wajiblah mendahulukan
al-qur’an daripada as-sunnah.
As-sunnah itu adakalanya untuk menjadi keterangan bagi al-qur’an dan
kalanya untuk menambah keterangan saja, maka dengan sendirinya as-sunnah
terkemudian al-qur’an, yakni yang menerangkan itu terkemudian dari yang
diterangkan maka jika as-sunnah terjadi keterangan tentu saja ia
menjadi yang kedua sesudah yang diterangkan, maka al-qur’an harus di
dahulukan.
BAB III
PENUTUP
Pendidikan dalam islam merupakan proses perubahan sikap dan tatalaku
orang dalam usaha mendewasakan manusia supaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan islam adalah usaha maksimal untuk menentukan kepribadian anak
didik berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah di gariskan dalam
al-qur’an dan as-sunnah/al-hadits.
Al-qur’an merupakan pendidikan secara umum, yang merupakan pendidikan
secara khusus, kelebihan dalam al-qur’an terletak pada metode yang
menakjubkan dan unik sehingga dalam konsep pendidikan yang terkandung di
dalamnya, al-qur’an mampu menciptakan individu yang beriman dan
senantiasa meng-Esakan Allah, serta mengimani hari akhir.
Assunnah/al-hadits adalah: Perbuatan, perkataan ataupun pengakuan
Rosul Allah SWT, pengakuan itu sendiri adalah kejadian atau perbuatan
orang lain yang diketahui Rosulullah, untuk membina umat manjadi manusia
seutuhnya.
Al-Hadits sebagai dasar islam tidak terlepas dari fungsi itu sendiri
terhadap al-qur’an, fungsi as-sunnah terhadap al-qur’an adalah sangat
penting.
- Prof. H.M. Arifin NEd, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: 2003
- Prof. Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetiv, Yogyakarta: 2004
- Prof. Dr. H. Kamayuhz, Ilmu Pendidikan Islam: Jakarta: 2004
- Dr. Zakariyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam: Jakarta: 2004
- Prof. Dr. Oemar Muhammad, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: 1995
- K.H. Moenawar Cholil, Kembali Kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, Jakarta: 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar