Kamis, 01 Agustus 2013

AL-QUR’AN DAN AL-HADITS SEBAGAI DASAR FUNDAMENTAL PENDIDIKAN ISLAM

http://matakedip1315.wordpress.com/2013/06/04/al-quran-dan-al-hadits-sebagai-dasar-fundamental-pendidikan-islam/

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam suatu aktivitas yang berkesinambungan sebagai tranformasi ilmu pengetahuan, sebagai pewarisan (tranmisi) budaya, dan sebagai agent perubahan sosial, pendidikan memerlukan suatu landasan islam. Suatu totalitas pendidikan harus bersandar pada landasan dasar.
Pendidikan islam baik sebagai konsep maupun sebagai aktivitas yang bergerak dalam rangka pembinaan kepribadian yang utuh, paripurna/syumul, memerlukan suatu dasar yang kokoh, kajian pendidikan islam tidak boleh lepas dari dasar-dasar.
Dasar adalah suatu landasan untuk berdirinya suatu, fungsi dasar ialah memberikan arah pada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu, setiap negara mempunyai dasar pendidikan sendiri. Pencerminan filsafat suatu bangsa disusun dan oleh karna itu maka setiap sistim pendidikan suatu bangsa itu berbeda karena mereka mempunyai falsafah hidup yang berbeda, oleh karena menyangkut permasalahan falsafah maka dalam pola dasar pendidikan islam itu mengandung pandangan islam. Islam memandang bahwa setiap fenomena alam adalah adalah hasil ciptaan Allah dan tunduk pada hukum-hukum Mekanismenya sebagai Sunatulloh, oleh karena itu manusia harus dididik agar mampu menghayati dan mengamalkan nilai-nilai dalam hukum Allah.
Islam memandang manusia sebagai mahluk yang paling mulia karna memiliki harkat dan martabat yang terbentuk dari kemampuan kejiwaan. Akal budinya menjadi tanaga penggerak yang membedakan dari mahluk lainya.
Manusia menurut pandangan islam diletakan pada posisi Kholifah dimuka bumi ini sebagai kholifah manusia diberi kelengkapan hidup rohaniah dan jasmaniyah yang memungkinkan dirinya melaksanakan tugas kekholifahannya.
Dalam rangka membina filsafah pendidikan yang didasari nilai islam diperlukan berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman seluas pandangan islam baik sebagai agama maupun pandangan islam. Bukanlah falsafah islam yang murni bilamana ia mengandung pandangan (konsepsi) memikirkan yang terlepas dari sumber pandangan islam secara menyeluruh dan mendasar, suatu falsafah islam yang hanya melancarkan masalah yang menyangkut bagaimana pendidikan agama islam berlangsung dan dilangsungkan di dalam negara yang berdasarkan islam atau dimana islam diajarkan atau dididik didalam lembaga-lembaga pendidikan.
Falsafah berusaha mengkaji pangkal segala hal sampai keujungnya juga mengkaji hubungan dan kaitan manusia dengan manusia, lalu antara manusia dengan alam jagad, antara manusia dan pencipta jagad. Maka falsafah Allah meliputi ujung secara keseleruhan.
Sebagai sumber pedoman bagi umat islam, al-qur’an mengandung dan membawakan nilai-nilai yang membudayakan manusia, hampir 2/3 ayat-ayat Al-qur’an mengandung motivasi kependidikan bagi umat manusia.
A.    Rumusan Masalah
Al-Qur’an sebagai sumber pemikiran islam sangat banyak memberikan inspirasi edukatif yang perlu dikembangkan secara filosofis maupun ilmiah, pengembangan demikian diperlukan sebagai kerangka dasar dalam membangun sistem pendidikan islam, yang salah satunya dengan cara mengintrodusir konsep-konsep al-qur’an tentang kependidikan. Lebih lanjut al-qur’an memiliki pandangan yang spesifik tentang pendidikan. Beberapa idiom banyak menjumpai dalam al-qur’an seperti kata rabb yang  menjadi akar dari kata tarbiyah, tarbiyah merupakan konsep pendidikan yang banyak digunakan hingga sekarang.
Psikologi islam merupakan sebuah aliran baru dalam dunia psikologi yang mendasarkan seluruh bangunan teori-teori dan konsep-konsepnya kepada islam, islam sebagai ajaran, islam sebagai pemahaman dan pemikiran serta islam sebagai praktek atau pengalaman, pendidikan secara umum dapat memuat rincian. Karena itu psikologi pendidikan kita kedepan post conflict.
 
B.     Tujuan Pembahasan
Dalam pendidikan islam memiliki tujuan yang sangat erat dengan psikologi, pendidikan merupakan suatu proses panjang untuk mengaktualkan seluruh potensi diri manusia sehingga potensi kemanusiaanya menjadi aktual.
Selayaknya dalam pendidikan islam memiliki landasan psikologi yang berwawasan kepasa islam dengan berpandu kepada al-qur’an dan hadits sebagai sumbernya, sehingga akhir dari tujuan pendidikan islam dapat terwujud dan  menciptakan insan kamil, bahagia di dunia dan di akhirat. Psikologi dalam islam ada yang menyebutkan dengan istilah psikologi islam, psikologi al-qur’an, psikologi qur’ani, psikologi sufi dan nafsiologi.
Setiap usaha kegiatan dan tindakan yang di sengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu pendidikan islam sebagai suatu usaha membentuk manusia, harus mempunyai landasan kemana semua kegiatan dan semua perumusan tujuan pendidikan islam itu dihubungkan.
Landasan itu terdiri dari al-qur’an dan as-sunnah Nabi Muhammad SAW yang dapat dikembangkan dengan ijtihad dan sebagainya.

BAB II
PEMBAHASAN

Pendidikan islam sangat memperhatikan penataan individual dan sosial yang membawa penganutnya pada pemelukan dan pengaplikasian islam secara komprehensif, agar penganutnya mampu memikul amanat yang dikehendaki Allah, pendidikan islam harus kita maknai secara rinci karena itu keberasaan fererensi/sumber pendidikan islam merupakan sumber utama islam itu sendiri yaitu al-qur’an dan al-hadits/as-sunnah.
1.      Al-Qur’an
Suatu umat yang dianugrahkan Tuhan suatu kitab suci al-qur’an yang lengkap dengan segala petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal, dasar-dasar pendidikan mereka adalah bersumber kepada filsafat hidup yang berdasarkan kepada al-qur’an.
Al-qur’an diakui oleh orang-orang islam sebagai firman Allah dan karenanya ia merupakan dasar bagi hukum mereka, al-qur’an merupakan himpunan wahyu Tuhan yang samapi kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat jibril, al-qur’an tidak diwahyukan secara keseluruhan tetapi turun secara sebagian-sebagaian sesuai dengan timbulnya kebutuhan dalam masa kira-kira 23 tahun. Diturunkannya al-qur’an secara berangsur-angsur bertujuan untuk memecahkan setiap problema yang timbul dalam masyarakat. Dan juga menunjukkan suatu kenyataan bahwa pewahyuan total pada suatu waktu adalah mustahil, karena al-qur’an turunnya petunjuk bagi kaum muslimin dari waktu kewaktu yang selaras dan sejalan dengan kebutuhan yang terjadi. Al-qur’an sepenuhnya berorentasi tuk kepentingan manusia, dialah mata air yang kepadanya berpokok segala mata air yang diminum tuk menetapkan hukum al-qur’an dan menerangkan segala keperluan manusia, al-qur’an sebagai tempat pengambilannya menjadi sandaran segala dasar cabang yang menjelaskan tentang pranata susila yang benar bail kehidupan manusia. Al-qur’an berisi aturan yang sangat lengkap dan tidak pula punya celah, mempunyai nilai universal dan tidak terikat oleh ruang dan waktu.
Al-qur’an merupakan kitab pendidikan dan pengajaran secara umum, juga merupakan kitab pendidikan secara khusus pendidikan sosial, moral dan spiritual. Tidak diragukan bahwa keberadaan al-qur’an telah mempengaruhi sistem pendekatan rosul dan para sahabat, lebih-lebih ketika Aisyah ra menegaskan bahwa akhlak beliau adalah al-qur’an (Surat Al-Furqon :  ٢٣ )
وقال الذين كفروالولا نزل عليه القرأن جملةواحدة  كذالك لنثب به فوادك  ورتلنه ترتيلا (٢٣)
Artinya:
Berkatalah orang-orang kafir mengapa al-qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikianlah supaya kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacakannya secara tartil.

Dari ayat diatas kita dapat mengambil 2 isyarat yang berhubungan dengan pendidikan yaitu pengokohan hati dan pemantapan keimanan serta sikap tartil dalam membaca al-qur’an.
Kelebihan al-qur’an diantaranya terletak pada metode yang menajubkan dan unik sehingga konsep pendidikan yang terkandung di dalamnya, al-qur’an mampu menciptakan individu yang beriman dan senantiasa mengesakan Allah, serta mengimani hari akhir. Al-qur’an yang terpenting adalah mendidikan manusia melalui metode yang bernalar serta sarat dengan kegiatan meneliti, membaca, mempelajari, melayani, dan observasi ilmiah terhadap manusia sejak manusia masih dalam bentuk segumpal darah dalam rahim ibu.
Firman Allah:
اقرأباسم ربك الذي خلق (۱) خلق الانسان من علق (٢) أقرأوربك الاكرم (٣) الذي علم باالقلم (٤) علم الا نسان مالم يعلم (٥)
العلق 1.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan Mu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia segumpal darah.
Bacalah dan tuhanmulah yang  maha pemurah, yang mengajar manusia dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dalam surat Asy-Syam, dengan berulang-ulang Allah SWT mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang dapat dididik, disucikan dan di tinggikan.
Al-qur’an ialah: Firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh jibril kepada Nabi Muhammad SAW, didalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat di kembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam al-qur’an itu terdiri dari 2 prinsip besar yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut Aqidah, dalam al-qur’an terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip-prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan, karena termasuk ke dalam usaha/tindakan untuk membentuk manusia termasuk ke dalam ruang lingkup mua’malah. Pendidikan sangat penting karena ia takut menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia, oleh karena itu pendidikan islam harus menggunakan al-qur’an sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai teori tentang pendidikan islam, dengan kata lain pendidikan islam harus berlandaskan ayat-ayat al-qur’an  yang penafsiran-Nya dapat dilakukan berdasarkan ijtihad di sesuaikan dengan perubahan dan pembaharuan.
Al-qur’an dianggap sebagai sumber syari’at islam, terutama dan terpenting dan sumber-sumber yang mungkin untuk menjadi dasar falsafah pendidikan sesungguhnya mereka (kaum muslimin) tidak membaca al-qur’an kecuali pada tingkat pengajaran rendah itupun tanpa memahami maknanya dan menguasai dengan sempurna segala kandungannya, padahal sebenarnya al-qur’an itu perbendaharaan maha besar meliputi perbendaharaan-perbendaharaan kebudayaan manusia. Terutama segi sepiritualnya, al-qur’an merupakan kitab pendidikan dan pengajaran secara umum, dan juga kitab pendidikan sosial.
Ibnu Rushd begitu  menghargai falsafah dan akal, karena tanpa akal ayat-ayat al-qur’an dan maksud penciptaan manusia secara umum tidak banyak mempunyai arti, akal dan al-qur’an tidak bisa di pertentangkan. Jika kita menjumpai ayat-ayat al-qur’an yang seolah-olah bertentangan dengan akal, menurut Ibnu Rushd ayat itu haruslah ditakwilkan seperti dia katakana secara tegas.
قان لان موافقافلا قول هنالك وان الان مخالفاتولباتئويله (المفل : ٧٩)
Artinya :
Jika disana tak ada pertentangan antara wahyu dan akal. Maka tak ada perlu dikatakan, tapi jika ada perhitungan, maka wahyu haruslah ditafsirkan (fash, Almaqal : 97)

Takwil /tafsir adalah solusi yang terbaik untuk memahami wahyu, jika kita menghadapi ayat-ayat al-qur’an yang tampak bertentangan dengan semangat kemanusiaan atau sebaliknya menyalahkan kemanusiaan tersebut, tapi tugas kita adalah menafsirkannya dan menta’wilnya agar sesuai dengan nilai-nilai dasar agama dan kemanusiaan.

2.      As-Sunnah (Hadits)
Dasar yang keuda selain Al-qur’an adalah sunnah Rosulullah, amalan yang dikerjakan oleh Rosulullah SAW proses perubahan hidup sehari-hari menjadi sumber utama pendidikan islam karena Allah SWT menjadikan Muhammad sebagai teladan bagi umatnya.
Nabi mengajarkan dan mempraktekkan sikap dan amal baik kepada istri dan sahabtnya, dan seterusnya mereka mempraktekan pula seperti yang dipraktekan Nabi dan mengajarkan pula kepada orang lain, perkataan atau perbuatan dalam ketetapan Nabi.
Assunnah ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan Rosul SWT yang dimaksud dengan pengakuan itu ialah kejadian/perbuatan orang lain yang diketahui Rosulullah dan beliau membiarkan saja kejadian/perbuatan itu berjalan, sunnah yang berisi Aqidah dan syari’ah, sunnah berisi petunjuk (pedoman) untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya/muslim yang bertaqwa, untuk itu Rosul Allah menjadi guru dan pendidik utama, beliau sendiri mendidik semua itu adalah pendidikan dalam rangka membentuk manusia muslim dan msyarakat islam.
Oleh karena itu sunnah merupakan landasan ke dua bagi cara Pembina pribadi manusia muslim, sunnah selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang, itulah sebabnya mengapa ijtihad perlu di tingkatkan dalam memahaminya termsuk sunnah yang berkaitan dengan pendidikan.
Assunnah sebagai dasar islam tidak terlepas dari fungsi as-sunnah itu sendiri terhadap al-qur’an, fungsi as-sunnah terhadap al-qur’an adalah sangat penting, ada beberapa pembenaran yang mendesak untuk segera di tampilkan, yaitu as-sunnah menerangkan ayat-ayat al-qur’an yang bersifat umum, maka dengan sendirinya yang menerangkan itu terkemudian dari yang diterangkan, assunnah mengkhidmati al-qur’an, memang assunnah menjelaskan mujmal al-qur’an menerangkan muskilnya memanjangkan keringkasannya.
Prinsip menjadikan al-qur’an dan hadits sebagas dasar pendidikan islam bukan hanya di pandang sebagai kebenaran keyakinan semata, lebih jauh kebenaran itu juga sejalan dengan kebenaran yang dapat diterima oleh akal yang sehat dan bukti syarah. Dengan demikian barangkali wajar jika kebenran itu kita kembalikan kepada pembuktian kebenaran pernyataan Allah SWT dalam al-qur’an, kebenaran yang dikandungnya adalah kebenaran yang hakiki, bukan kebenaran spekulatif dan relativ, hal ini sesuai dengan jaminan Allah.
Hadits Rosulullah SAW mengutus sahabat Mu’adz ra. untuk menjadi pemimimpin agama di negeri yaman, beliau di tanya oleh Rosululluh SAW.
قال : لم تحكم ؟ قال : بكتاب الله. قال : فان لم تجد ؟ قال : بسنة رسول الله
قال : فان لم تجد ؟ قال اجتهدرأي
Artinya:
Tanya Nabi dengan apa engkau menghukum jawab Muadz dengan kitab Alloh, Nabi berkata jikalau engkau tidak dapati jawab Mu’dz saya berijtihad dengan pikiran saya.

Khalifah Umar bin Khattab ra. pernah mengirim surat kepada Syuraih, ketika ia menjabat qodhi.
إذا أتك امرفا قض ليما ني كتاب الله. فان اتك ماليس فى كتاب الله فاقض بما فيه سنّ فيه رسول الله ص.م
Artinya :
Apabila datang kepada engkau suatu urusan, maka hukumkanlah dengan apa yang ada didalam kitab Allah, jika datang kepada engkau barang apa yang tidak didalam kitab Allah, maka hukumkanlah dengan apa yang pernah di hukumkan oleh Rosulullah.

Oleh sebab itu maka andaikata ada sebagai ummat yang mengaku sebagai umat islam berkata/berpendapat, bahwa tentang urusan agama cukup mengikuti al-qur’an saya, tidak asah dengan assunnah, maka mereka itu adalah sesat dari jalan yang benar dan sudah tidak mengikuti pimpinan al-qur’an, karena al-qur’an telah memerintahkan dengan jelas dalam beberapa ayatnya bahwa umat islam harus mentaati (mengikuti pimpinan) Rasul, demikian maka sahabat Abdullah bin Umar ra pernah berkata.
من خالف السنه فقد كفر
Artinya :
Barang siapa menyalahi akan sunnnah, maka kufurlah ia.

Jelaslah bahwa kewajiban umat islam terhadap sunnah Rosul ialah menerima dan mencontohnya.
Kata Imam Asy-Syathibi, Derajat/tingkatan sunnah itu ada di bawah/dibelakang al-qur’an.
Al-qur’an di yakini kebenaran dengan tegas, sedang as-sunnah masih di sangka kebenarannya, jelasnya al-qur’an itu dari segi ketetapan dan kenyataannya dari sangka, kecuali yang bertingkatan mutawatir oleh sebab itu yang maqthu (diyakini dengan tegas) harus didahulukan dari pada yang madrun (disangka) dengan demikian, maka wajiblah mendahulukan al-qur’an daripada as-sunnah.
As-sunnah itu adakalanya untuk menjadi keterangan bagi al-qur’an dan kalanya untuk menambah keterangan saja, maka dengan sendirinya as-sunnah terkemudian al-qur’an, yakni yang menerangkan itu terkemudian dari yang diterangkan maka jika as-sunnah terjadi keterangan tentu saja ia menjadi yang kedua sesudah yang diterangkan, maka al-qur’an harus di dahulukan.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pendidikan dalam islam merupakan proses perubahan sikap dan tatalaku orang dalam usaha mendewasakan manusia supaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan islam adalah usaha maksimal untuk menentukan kepribadian anak didik berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah di gariskan dalam al-qur’an dan as-sunnah/al-hadits.
Al-qur’an merupakan pendidikan secara umum, yang merupakan pendidikan secara khusus, kelebihan dalam al-qur’an terletak pada  metode yang menakjubkan dan unik sehingga dalam konsep pendidikan yang terkandung di dalamnya, al-qur’an mampu menciptakan individu yang beriman dan senantiasa meng-Esakan Allah, serta mengimani hari akhir.
Assunnah/al-hadits adalah: Perbuatan, perkataan ataupun pengakuan Rosul Allah SWT, pengakuan itu sendiri adalah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rosulullah, untuk membina umat manjadi manusia seutuhnya.
Al-Hadits sebagai dasar islam tidak terlepas dari fungsi itu sendiri terhadap al-qur’an, fungsi as-sunnah terhadap al-qur’an adalah sangat penting.

B.     Daftar Pustaka
-          Prof. H.M. Arifin NEd, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: 2003
-          Prof. Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetiv, Yogyakarta: 2004
-          Prof. Dr. H. Kamayuhz, Ilmu Pendidikan Islam: Jakarta: 2004
-          Dr. Zakariyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam: Jakarta: 2004
-          Prof. Dr. Oemar Muhammad, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: 1995
-          K.H. Moenawar Cholil, Kembali Kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, Jakarta: 2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar