Jumat, 02 Agustus 2013

Berbicara Dengan Anak Usia Dua Tahun

sumber : Mother And Baby
Pada usia dua tahun anak mulai mengumpulkan perbendaraan kata. Meski kemampuan berbicara sifatnya alami, orangtua harus rajin mengasahnya. 
Di usia dua tahun kemajuan si kecil tumbuh pesat. Berbagai rangsangan diperlukan guna mengoptimalkan perkembangannya, termasuk kemampuan berbicara. Saat ini kebanyakan bentuk-bentuk komunikasi pra-bicara yang tadinya sangat bermanfaat di masa bayi, seperti mengoceh, bubbling, dan menangis, mulai ditinggalkan. 
Menurut Pakar Psikologi Perkembangan Elizabeth B. Hurlock, anak usia dua tahun mungkin mulai menggunakan bahasa isyarat sebagai pelengkap pembicaraan, yaitu untuk menekankan arti kata-kata yang diucapkan. Misal, jika ingin pergi, dia berkata “pergi” sambil menunjuk ke pintu rumah, atau menenteng sepatunya. Untuk minta bangun dari tidur, dia berkata “yuk bangun ” sambil turun sendiri dari ranjang. Untuk mwnolak makan dia bilang “nggak mau” sambil menutup mulut atau melarikan diri, dll. Selain itu, lanjut Hurlock, anak-anak pun mulai rajin berkomunikasi dengan orang lain menggunakan ungkapan-ungkapan emosional yang mulai bisa diterima.
Kembangkan Perbendaharaan Katanya
Pakar mencatat, rata-rata anak usia dua tahun mempunyai kemampuan mengucapkan 200 kata, tetapi tercakup dalam angka rata-rata ini adalah mereka yang hanya mampu mengucapkan selusin kata maupun yang mampu mengucapkan 500 kata atau lebih. Artinya, kemampuan ini memnag berbeda-beda. Ada anak yang baru mulai menggabungkan kata-kata sederhana, namun ada juga yang mencoba menggabungkan kata berbulan-bulan untuk kalimat yang sulit.

Nah, agar kemampuan komunikasi verbal anak cukup baik, orangtua harus membantunya. Menurut Psikolog Perkembangan Pamugari Widyastuti M.Psi, orangtua harus banyak-banyak mengajak anak berbicara, sembari mengenalkan lingkungan seperti sekolah, rumah, kebun, kebun binatang, dan segala sesuatu yang ada di lingkungan tersebut. ”Selain itu kenalkanlah juga anak pada konsep-konsep sederhana seperti besar-kecil, atas-bawah, basah-kering, dsb. Lanjutkan dengan buku-buku yang menerangkan lebih lanjut tentang hal itu, seperti buku cerita binatang dan buku tentang berbagai bentuk.”
Pada usia ini, cara terbaik membuat anak berbicara adalah dengan berbicara kepadanya. Meskipun pada umumnya orangtua secara alami akan mahir memajukan kemampuan bicara anaknya, tetapi usulan-usulan berikut ini bisa lebih memajukan percakapan dengan anak:

1. Mengembangkan kata-kata anak. Kembangkan kata-kata yang diucapkan oleh anak, maka tidak lama lagi percakapannya akan berkembang. Misal, ketika dia berkata “Rumah besar”, tambahkanlah “Itu rumah yang besar, dan rumah yang tinggi. Lihat betapa tingginya sampai ke langit.

2. Berbicara secara spesifik. Utarakan pengamatan Anda dengan sejelas mungkin. Ketika Anda ingin menunjukkan seekor kucing yang memanjat pohon, jangan hanya mengatakan “Lihat!” tapi katakan “Lihat! Saya melihat seeokor kucing putih sedang memanjat pohon. Mungkin dia sedang mengejar burung.”
3. Memberi penjelasan. Warnai kata-kata anak dengan kata pelengkap. Jangan hanya mengatakan “Itu anjing.” Tapi katakanlah, “Itu seekor anjing berwarna coklat dengan bulu yang lebat. Ia memakai ikat leher yang bagus dan berwarna merah.”
4. Sedikit memperumit. Menggunakan kalimat sederhana dan singkat untuk batita, memang bijaksana. Namun ada saatnya si kecil harus mendapat tantangan untuk mendengar kalimat-kalimat yang lebih rumit. Tetapi Anda perlu berbicara dengan ucapan yang jelas dan cukup didengar. Selain itu siaplah mengulang apa yang tidak dapat ditangkap oleh anak.
5. Melanjutkan percakapan. Bahkan jika si kecil belum bisa menggunakan kalimat, dia dapat mengikuti, menambahkan, dan pada akhirnya berpartipasi dengan penuh setiap percakapan dengan Anda.
6. Terus bertanya. Memberikan pertanyaan pada anak masih merupakan cara yang efektif untuk membangun kemampuan verbalnya. Ajukan pertanyaan yang menantang (tapi tidak membuatnya frustasi) perbendaharaan anak, tidak perlu juga sebuah pertanyaan yang perlu di jawab.
Misal, jika anak bertanya “apa itu?’
Coba jawab dengan “Menurutmu apa?”

7. Terus membaca. Membaca akan mengajar banyak hal tentang bahasa pada seorang anak, selain juga menyenangkan.
8. Bermain kata-kata. Mungkin masih terlalu dini untuk bermain scrabble, tetapi sudah waktunya bagi anak untuk bermain “apa itu?”. Peraturannya sederhana saja, saat Anda membacakan buku pada si kecil, sesekali berhentilah dan tanyakan tentang benda-benda yang ada di dalam buku tersebut.
9. Memperkenalkan alfabet. Pengenalan ABC ini berguna agar anak tidak merasa asing saat pelajaran membaca di mulai, selain juga akan membantu pengucapannya. Pengenalan ini bisa dengan nyanyian atau pun lewat buku-buku, lakukanlah tanpa memberikan paksaan pada si kecil.
10. Tunda pelajaran tata bahasa. Si kecil akan belajar banyak tentang tata bahasa yang benar dengan mendengarkan pembicaraan Anda, daripada mendengar kritikan dari ucapannya. Anda sendiri mengikuti peraturan yang benar, tetapi jangan memaksakan pada anak. Untuk saat ini, biarkan kata-kata mengalir dengan wajar – termasuk semua kesalahannya.
PANDAI BICARA, LEBIH MANDIRI
Pakar Perkembangan Anak Elizabeth B. Hurlock, dalam buku “Psikologi Perkembangan” menyatakan bahwa di masa awal kanak-kanak, Si Kecil mempunyai keinginan kuat untuk belajar berbicara. Ini disebabkan dua hal, pertama, belajar berbicara merupakan sarana pokok dalam sosialisasi. Anak-anak yang lebih mudah berkomunikasi dengan teman sebayanya akan lebih mudah mengadakan kontak sosial dan lebih mudah diterima oleh kelompok, daripada anak yang mempunyai kemampuan komunikasi terbatas.

Kedua, belajar berbicara merupakan sarana untuk memperoleh kemandirian. Anak-anak yang tidak dapat mengungkapkan keinginan dan kebutuhannya, atau yang tidak dapat berusaha agar dimengerti orang lain cenderung diperlakukan sebagai bayi dan tidak dapat memperoleh kemandirian yang diinginkan. (Rahmi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar